LAPORAN PRATIKUM 8
AUDIO DAN RADIO
"BLOK PENERIMA FM"
NAMA : DIMAS
ADI SURYA
NIM : 1307256
PENDIDIKAN
TEKNIK ELEKTRONIKA
UNIVERSITAS
NEGERI PADANG
2014
A. Tujuan
Setelah pratikumini siswa iharapkan dapat:
1. Mengetahui blok rangkaian fungsi dari bagian penerima radio FM.
2. Mengetahui krakteristik kerja rangkain penerima FM.
3. Melihat besaran bentuk sinyal dari masing-masing bagian pada penerima FM.
B. Alat Dan Bahan
Alat dan bahan yang ibutuhkan pada pratikum kali ini adalah:
1. Trainer penerima FM
2. Osiloskop
3. RFG
4. Mulitimeter
5. Toolset
6. Kabel listrik
C. Teori Pendukung
Di dalam radio penerima, pesan asli yang dipindahkan ke
bagian frekuensi pembawa diproses dan dideteksi sehingga diperoleh kembali
sinyal pesan asli yang dikirimkan oleh pemancar FM. Proses pengembalian pesan
asli dari bagian frekuensi pembawa ini dapat dinikmati setelah melalui beberapa
tahapan proses pada tiap bagian blok diagram radio penerima FM.
Berikut ini
gambar Blok diagram radio penerima FM :
1. Antena Penerima.
Antena dapat bersifat omnidirectional (ke segala arah)
untuk pemakaian umum atau sangat terarah untuk komunikasi titik ke titik.
Gelombang yang merambat dari pemancar menginduksi tegangan lemah dalam antena
penerima. Besarnya amplitudo tegangan antena yang terinduksi antara beberapa
puluh milivolt sampai kurang dari 1 mikrovolt, tergantung pada berbagai
kondisi. Pada penerima FM komersial banyak digunakan antena omnidirectional 1/4
lamda (panjang gelombang) untuk pemakaian umum dengan menggunakan chasis
pesawat sebagai pentanahan.
2. Penguat Tala
RF.
Tingkat ini menaikkan
daya sinyal ke tingkat yang cocok untuk masukan ke pencampur (mixer) dan
membantu mengisolasi osilator lokal dari antena. Tingkat ini tidak memiliki
tingkat pemilahan frekuensi yang tinggi, tetapi berperan untuk menolak
sinyal-sinyal yang sangat jauh dari saluran yang diinginkan. Tingkat daya
sinyal ini perlu dinaikkan sebelum dicampurkan, karena adanya derau yang tidak
diinginkan masuk ke tingkat pencampur.
3. Osilator
Lokal.
Osilator lokal
dalam penerima ditala untuk menghasilkan frekuensi fLO yang berbeda dengan
frekuensi sinyal datang fRF sebesar frekuensi intermediate (antara) fIF. Dengan
demikian fLO adalah sama dengan fRF + fIF atau fRF – fIF. Pada banyak
penerapan, seringkali digunakan frekuensi osilator lokal fLO lebih tinggi
dibandingkan dengan frekuensi sinyal datang fRF, sehingga berlaku persamaan fLO
= fRF + fIF atau fIF = fLO – fRF.
4. Mixer.
Merupakan
pencampur, alat tidak linear yang menggeserkan sinyal yang diterima pada fRF ke
frekuensi intermediate fIF. Modulasi pada pembawa yang diterima juga diubah ke
frekuensi intermediate.
5. Penguat Tala
IF.
Berfungsi
menaikkan sinyal ke tingkat yang cocok untuk dideteksi dan menyediakan sebagian
besar pemilahan frekuensi yang diperlukan untuk “melewatkan” sinyal yang
diperlukan dan menyaring keluar (filter) sinyal-sinyal yang tidak diinginkan
yang terdapat dalam keluaran pencampur. Karena rangkaian penguat tala IF selalu
bekerja pada frekuensi tetap (fIF), maka sering digunakan filter-filter keramik
atau kristal untuk dapat melakukan pemilahan yang baik.
6. Pembatas
Penguat Tala IF.
Berfungsi membatasi sinyal keluaran dari penguat tala IF.
Pada blok diagram radio penerima FM di atas, pembatasan ini berfungsi
untuk mendapatkan nilai linear dari sinyal IF sebelum masuk ke Detektor yang
sering berupa rangkaian Diskriminator fasa. Penguat tala IF dan Pembatas
Penguat Tala IF membentuk sebuah rangkaian BPF dengan Band Width 150 kHz
pada nilai tengah 10,7 MHz.
7. Detektor
AGC.
Automatic Gain
Control. Merupakan umpan balik negatif dengan mencuplik amplitudo sinyal dari
penguat IF untuk menggerakkan rangkaian AGC yang selanjutnya mengendalikan gain
dari Penguat Tala RF dan Penguat Tala IF.
8.
Diskriminator.
Pada dasarnya merupakan detektor FM yang berfungsi
memulihkan sinyal pesan asli dari masukan IF termodulasi. Detektor jenis ini
mendeteksi simpangan frekuensi (deviasi frekuensi) pada sinyal pembawa
termodulasi FM dan mengubahnya menjadi beda tegangan pada keluarannya.
9. AFC.
Automatic
Frequency Control bekerja berdasarkan feedback negatif yaitu dengan diturunkan
sebuah sinyal yang besarnya sebanding dengan deviasi rata-rata dari frekuensi
tengah yang diterima pada titik tengah Band Pass IF penerima. Sinyal ini
digunakan untuk mengubah reaktansi sebuah varaktor pada rangkaian osilator
untuk menggeser frekuensinya, sehingga cukup untuk mengimbangi deviasi dan
membawa sinyal tersebut kembali ke tengah Band Pass IF.
10.
De-Emphasis.
Pada Blok
Diagram radio FM, rangkaian ini berfungsi menekan kebisingan penerimaan akibat
penerapan pre-emphasis pada pemancar dengan 6 dB/Oktaf, dengan demikian
jaringan kebisingan dapat diratakan pada sisi keluarannya.
11. Volume dan
Penguat Audio.
Bertugas
menaikkan tingkat daya sinyal audio keluaran detektor setelah melalui
de-emphasis ke harga yang cocok untuk menggerakkan pengeras suara.
12. Pengeras
Suara (Loudspeaker).
Dalam praktek, banyak sekali variasi dari sistem penerima radio FM yang dapat dijumpai,
sehingga tidak satupun diagram blok radio fm yang dapat dianggap khas
D.
Langkah Kerja Praktikum
1. Melengkapi peralatan dan bahan pratikum yang
akan digunakan ,memeriksa terlebih dahulu peralatan dan memastikan dalam
keadaan bekerja.
2.
Merakit
dan menginstalasi trainer penerima FM engan benar.
3. Mencari
salah satu siaran yang paling bersih.
4. Melakukan pengukuran pada keluaran dari
bagian tuner yang akan menghasilkan IF sebesar 10,7 KHz dan menggambarkan
bentuk sinyal dan mencatat pada table berikut ini:
5. Melakukan pengukuran pada bagian keluaran IF
Amplifier, membandingkan sinyal keluaran sinyal yang masuk pada bagian ini.Apa
yang diperkuatkan dan berapa penguatan pada bagian ini.
6. Pada bagian FM Demodulator terjadi pemisahan
antara sinyal carrier dengan sinyal informasi lakukan pengamatan dan gambarkan
bentuk dari keluaran rangkaian ini?
7. Pada bagian terakhir melakukan pengukuran
pada bagian audio, brerapa kali penguatan yang dilakukan pada bagian ini? Dan
menggambarkan bentuk sinyal outputnya.
E. Evaluasi
1. Pada system penerima stereo pada
bagian mana terjadi pemisahan sinyal kanal suara stereo,apa nama bagiannya?
Lakukan
pengukuran untuk masing-masing kanal pada keluaran tersebut? Gambarkan bentuk
kedua sinyal dari masing-masing bagian.
2. Buatkan blok diagram penerima FM
stereo sesuai dengan trainer anda?
3. Apa fungsi rangkain AFC pada
penerima FM? Dan jelaskan prinsip kerjanya?
Jawab:
Rangkaian
AFC berfungsi
untuk menyamakan fasa sinyal sinkronisasi horizontal pemancar dengan sinyal
defleksi horizontal agar gambar tidak bergeser/rubuh kekiri atau kekanan.
Rangkaian ini mempunyai input dari sinyal sinkronisasi horizontal (yang berasal
dari sinyal Video komposit, setelah dipisahkan dari sinyal Videonya dan dari
sinyal sinkronisasi vertikal) dengan sinyal defleksi saat itu, yang biasanya
diambil dari FBT. Sinyal ini diambil hanya pulsanya dan bukan powernya.
Outputnya, berupa tegangan koreksi untuk osilator horizontal
4. Kenapa pada penerima FM kualitas
audio lebih bagus dibandingkan dengan penerima AM?
Jawab:
Jawab:
Karena
pada penerima FM modulasi ini mampu memanjakan pendengar
siaran karena menghasilkan suara yang lebih bening. Selain itu, ia dapat
diterima dengan pola mono atau stereo. Maksudnya, jika radio penerima kita
hanya bisa menerima siaran mode mono, maka ia menampilkan suara mono. Sedang
radio penerima tipe stereo punya pilihan untuk menampilkan suara mono atau
stereo beneran (real stereo) sesuai dengan yang dipancarkan oleh stasiun radio
siaran.
F. Kesimpulan
1.
Pada
praktikum, saat melakukan pengukuran pada keluaran dari bagian tuner, terlebih
dahulu kita mencari satu siaran yang paling bersih, agar hasil pengukuranya
baik.
2.
Pada modulasi
frekuensi (FM), gelombang suara akan menumpang pada gelombang pembawa dan
mengubahubah frekuensi gelombang pembawa seirama dengan getaran audio dan getaran
audio menumpang secara longitudinal.