LAPORAN 6
PRAKTIKUM AUDIO RADIO
INSTALASI AUDIO HIFI
Oleh :
Dimas Adi Surya
1307256
PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA
TEKNIK ELEKTRONIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2014
A.
Tujuan
:
Setelah praktikum ini mahasisawa
diharapkan mampu:
1. Menginstalasi perangkat audio HiFi
1. Menginstalasi perangkat audio HiFi
2. mengetahui fungsi peralatan
audio HiFi
3. mengetahui troubleshooting dasar
peralatan audio HiFi
B.
Alat
dan Bahan:
Alat dan bahan yang dibutuhkan pada
praktikum kali ini adalah:
1. Amplifier = 1 set
2. Mixer Audio =
1 set
3. Audio
Player = 1 set
4. Loudspeaker = 2 buah
5. Kabel = secukupnya
C.
Teori
pendukung
Sistem
tata cara merupakan sekumpulan peralatan dalam pengaturan suara atau bunyi
untuk menghasilkan kualitas bunyi yang baik pada suatu acara pertunjukan,
pertemuan, ekman dan lain lain. Tata suar erat kaitanya dengan pengaturan
penguatan suara agar bida terdengar keras tanpa mengabaikan kualitas suara –
suara yang dikuatkan. Pengaturan tersebut meliputi pengaturan
mikropon-mikropon, kabel-kabel, prosesor dan efek suara, serta pengaturan
konsul mixer, juga audio power amplifier dan speaker-speakernya secara
keseluruhan.
Pada
instalasi tata suara paling sederhana dilihat pada gambar 1, dimana bagia input
berfungsi menerima signal masukan dari mikrofon, pemutar music dan peralatan
menghasilkan bunyi lainya.
Gambar
1. Blok Rangkaian Audio Amplifier
Microphone berfungsi menambah getaran
suara menjadi signal listrik dan mengirimnya melalui kabel menuju mixer audio.
Mixer menerima signal suara dan musik melalui setiap kanalnya kemudian
dilakukan proses mixing dan balancing.
Proses ini dilakukn untuk mencampur dan menyeimbangkan suara yang
diterima yang dilakukan lagi melalui kabel rangkaian power amplifier.
·
Mikrofon
Pada
dasarnya mikrofon berguna untuk mengubah suara memjadi getaran listrik sinyal
Analog untuk selanjutnya diperkuat dan diolah sesuai dengan kebutuhan,
pengolahan berikutnya dengan Power Amplifier dari suara yang berintensitas
rendah menjadi lebih keras terakhir diumpan ke Speaker.
Pemilihan
mikrofon harus dilakukan dengan lebih hati-hati. Hal ini dilakukan untuk
mencegah berkurangnya kemampuan mikrofon dari performa yang optimal. Agar lebih
efektif, mikrofon yang digunakan haruslah sesuai kebutuhan dan seimbang antara
sumber suara yang ingin dicuplik, misalnya suara manusia, alat musik, suara kendaraan,
atau yang lainnya dengan sistem tata suara yang digunakan seperti sound sistem
untuk live music, alat perekaman, arena balap GP motor, dan sebagainya.[]
·
Mixer
Mixer
adalah perangkat yang akan mengatur nada suara asli, dapat mengubah tingkat,
warna, nada dan pengaturan akustik lainnya. Seringkali dalam konser, disaat
orang-orang bernyanyi keras, seorang penata suara akan duduk untuk seluruh
pertunjukan dan menyesuaikan pengaturan tergantung di mana dan kapan
diperlukan.
Untuk
penggunaan sound system di rumah (home use), perangkat ini tidak begitu
diperlukan karena hanya satu sumber suara yang digunakan. Fungsi pengalihan
dari satu sumber suara ke sumber suara lainnya, misal dari radio ke tape, dilakukan
oleh multi saklar atau multi switches. Mixer lebih banyak digunakan untuk
tujuan komersial misalnya studio rekaman, studio radio, dan usaha-usaha lainnya
yang bergerak dibidang audio entertainment.
·
Amplifier
Penguat
atau Amplifier adalah komponen elektronika yang digunakan untuk menguatkan daya
atau tenaga secara umumnya. Dalam bidang audio, amplifier bertugas menguatkan
signal suara yang telah dinyatakan dalam bentuk arus listrik pada bagian
inputnya menjadi arus listrik yang lebih kuat di bagian outputnya. Besarnya
penguatan ini sering dikenal dengan istilah gain. Nilai dari gain yang
dinyatakan sebagai fungsi frekuensi disebut sebagai fungsi transfer.
Power
Amplifier bertugas sebagai penguat akhir dari preamplifier menuju ke driver
speaker. Amplifier pada umumnya terbagi menjadi dua yaitu Power Amplifier dan
Integrated Amplifier. Power Amplifier adalah penguat akhir yang tidak disertai
dengan Tone Control atau Equalizer (Volume, Bass, Treble), sebaliknya
integrated amplifier adalah penguat akhir yang telah disertai dengan Tone
Control.[2]
Power
output atau tenaga keluaran suatu amplifier bervariasi mulai dari 10 Watt
sampai ribuan Watt. Untuk hiburan di rumah power output 20 Watt sudah cukup
memadai, tetapi untuk penggunaan di lapangan terbuka dibutuhkan power output
yang lebih besar sesuai medan cakupan. Untuk sistem PA 100 Watt sudah cukup,
tetapi untuk konser musik barangkali 5000 Watt masih dianggap kurang meledak
atau membahana. Terlepas dari masalah power output, amplifier yang baik harus
mampu merespon frekuensi audio dari 0 - 20.000 Hz.
·
Speaker
Dalam
perangkat sound system, speaker merupakan terminal akhir dimana semua sumber
suara yang telah digabung/dicampur bermuara. Melalui speaker inilah signal
audio direproduksi kembali dan sekaligus diperkuat sehingga dapat dinikmati.
Dalam
sebuah unit speaker (kiri/kanan/mono) sekurang-kurangnya terdiri atas tiga buah
speaker yakni Woofer, Midrange, dan Tweeter. Woofer speaker berfungsi
mereproduksikan nada-nada rendah seperti bass dan drum. Midrange speaker
berfungsi mereproduksikan nada-nada pertengahan seperti suara penyanyi, gendang,
dan gitar.
Tweeter speaker berfungsi mereproduksikan nada-nada tinggi seperti bunyi
lengkingan biola,
dan bunyi simbal.
·
Recorder
Recorder/alat
perekam audio yang umum digunakan selama dua dasawarsa terakhir adalah recorder
analog, merekam di atas permukaan pita magnetik. Pita magnetik sebagai media
perekaman dijual dalam format kaset (lebar 1/8 inc) maupun reeltape (lebar 1/4
inc). Kaset recorder lebih banyak dipakai untuk hiburan sedangkan reeltape
digunakan untuk tujuan komersial karena lebih berkualitas dibanding kaset.
Dalam sound
system reeltape digunakan sebagai induk perekaman atau master recording.
Sedangkan kaset digunakan sebagai copy rekaman, artinya setelah signal audio
direkam dan di edit pada reeltape kemudian di copy atau di re-record ke kaset.
Hasil
reproduksi signal audio dikatakan berkualitas jika semua frekuensi tercover.
Secara teknis kaset atau reeltape recorder yang digunakan harus memiliki
tanggapan frekuensi 20 - 20.000 Hz.
Dalam system sederhana, power amplifier
kadangterdapat dalam satu kesamaan dengan mixer yang disebut power mixer, atau
juga power amplifier yang tercakup dalam kontak speaker yang lebih kita kenal
dengan speaker aktif. Namun betapapun besar dan rumit sebuah system, tetap akan
berada pada prinsip diatas tadi seperti yang terihat pada gambar 1.
Dalam system lebih besar akan terdapat
beberapa peralatan tambahan yang tentu aja akan terdapat banyak pengaturan.
Pada gambar 2, terlihat system yang lebih kompleks. Ini adalah yang biasa
siterapkan bagi kafe, pub, bar, atau club yang menampilkan music live dan
ber-area tudak terlalu luas.
Gambar
2
.
D. Langkah kerja praktikum
1. Pasang
dan rakitah peralatn audio seperti pada gambar 2 dan sesuaikan dengan peralatan
yang tersedia.
2. Masukkan
input mixer dengan perlatan penghasil bunyi seperti microphone, ipod, mp3
player, computer, CD dan lainyya
3. Atur
pengaturan bass dan trable pada posisi tengah dan atur besaran volume
seperlunya (sesuaikan dangan kuat bunyi).
4. Lepaskan
loudspeaker hubungkan, pasang AFG pada bagian mixer serta hubungkn ke chanel 1
osiloskop dan output dari power amplifier pada chanel 2 osiloskop
5. Atur
input AFG pada posisi 1 KHz dengan amplitude sebesar 50 mVp-p, berapa tegangan
output yang dihasilkan? 19 Vp-p, dan tentukan juga beda fase ф = 180°
6. Atur
pengaturan penguatan input dengan membesarkan dan mengecikan gain, volume
perchanel, volume master dan volume dari power amplifier hingga menghailkan
sinyal output yang terbaca dan tidak cacat
46 Vp-p. Berapa besar penguatan dari rangkaian
keseluruhan yang anda gunakan 60 dB .
AV = 20 log Vo/Vi
= 20 log 46 V / 50 mV
= 20 log
46000 mV / 50 mV
= 20 log 960
= 60 dB
7. Aturlah
pengaturan berbagai kondisi dari peralatan mixer, da dengarkan serta amati
setiap perubahan dari setiap perubahan pengaturan ari mixer.
E. Evaluasi / Penugasan
1. Lengkapilah
teori tentang peralatan yang anda gunakan pada laporan anda.
2. Buatkanlah
teori dan prinsip kerja dari peralatan-peralatan audio yang digunakan pada
sound professional.
3. Cari
dan jelaskan tentang istiah sound reinforcement.
4. Buatlah
kesimpulan dari praktikum anda dengan menyesuaikan tujuan dari praktikum anda
Jawab
:
2. Peralatan-peralatan
audio yang digunakan pada sound professional.
v Amplifier
Penguat (bahasa
Inggris: Amplifier) adalah
rangkaian komponen elektronika
yang dipakai untuk menguatkan daya (atau tenaga secara umum). Dalam bidang audio, amplifier akan menguatkan signal suara yaitu memperkuat signal arus (I) dan tegangan (V) listrik dari
inputnya menjadi arus listrik dan tegangan yang lebih besar (daya lebih besar)
di bagian outputnya. Besarnya penguatan ini sering dikenal dengan istilah gain.
Nilai dari gain yang dinyatakan sebagai fungsi penguat frekuensi audio, gain power amplifier antara 20 kali sampai
100 kali dari signal input.
Jadi gain merupakan hasil bagi dari daya di bagian output (Pout) dengan daya di bagian inputnya (Pin) dalam bentuk fungsi frekuensi. Ukuran dari gain, (G) ini biasanya memakai decibel (dB).
Dalam bentuk rumus hal ini dinyatakan sebagai berikut:
G(dB)=10log(Pout/Pin)).
Pout adalah Power atau daya pada
bagian output, dan Pin adalah daya pada bagian inputnya.
Dalam bagian rangkaian amplifier
pada proses penguatan audio ini terbagi menjadi dua kelompok bagian penting
yaitu bagian penguat signal tegangan (V) kebanyakan menggunakan susunan
transistor darlington,
dan bagian penguat arus susunannya transistor paralel dan masing-masing
transisistor berdaya besar dan menggunakan sirip pendingin untuk membuang panas
ke udara, sekarang ini banyak yang menggunakan transistor simetris komplementer.
v Mixer Audio
Mixer
berfungsi sebagai pencampur suara, sebuah mixing console, apakah itu analog
maupun digital, atau juga disebut soundboard / mixing desk (papan suara) adalah
sebuah peralatan elektronik yang berfungsi memadukan (lebih populer dengan istilah
"mixing"), pengaturan jalur (routing) dan mengubah level, serta
harmonisasi dinamis dari sinyal audio. Sinyal - sinyal yang telah diubah dan
diatur kemudian dikuatkan oleh penguat akhir atau power amplifier.
Audio mixer
secara luas digunakan dalam berbagai keperluan, termasuk studio rekaman, sistem
panggilan publik (public address), sistem penguatan bunyi, dunia penyiaran baik
radio maupun televisi, dan juga pasca produksi pembuatan film. Suatu contoh
yang penerapan sederhana, dalam suatu pertunjukan musik misalnya, sangatlah
tidak efisien jika kita menggunakan masing masing amplifier untuk menguatkan
setiap bagian baik suara vokal penyanyi dan alat alat musik yang dimainkan oleh
band pengiringnya.
Disini
Audio mixer akan menjadi bagian penting sebagai titik pengumpul dari masing
masing mikropon yang terpasang, mengatur besarnya level suara sehingga
keseimbangan level bunyi baik dari vokal maupun musik akan dapat dicapai
sebelum diperkuat oleh amplifier.
Mixer adalah salah satu perangkat paling populer setelah microphone. Kita lebih mengenalnya dengan sebutan mixer, mungkin kebanyakan kita menyebutnya demikian karena fungsinya yang memang mencampur segala suara yang masuk, kemudian men-seimbangkannya, menjadikannya salura dua kanal (L-R kalau stereo, dan satu kalau mono), kemudian mengirimkannya ke cross-over aktif baru diumpan ke power amplifier dan terakhir ke speaker.
Mixer adalah salah satu perangkat paling populer setelah microphone. Kita lebih mengenalnya dengan sebutan mixer, mungkin kebanyakan kita menyebutnya demikian karena fungsinya yang memang mencampur segala suara yang masuk, kemudian men-seimbangkannya, menjadikannya salura dua kanal (L-R kalau stereo, dan satu kalau mono), kemudian mengirimkannya ke cross-over aktif baru diumpan ke power amplifier dan terakhir ke speaker.
Mixing
console menerima berbagai sumber suara. Bisa dari microphone, alat musik, CD
player, tape deck, atau DAT. Dari sini dengan mudah dapat dilakukan pengaturan
level masukan dan keluaran mulai dari yang sangat lembut sampai keras. Kalau
kita misalkan sebuah system audio iu umpamakan sebagai tubuh manusia, snake
cable bisa kita umpamakan sebagai system syaraf, dan mixing console sebagai
jantungnya.
v Audio Player
Audio Player
adalah Pemutar Media yang berfungsi untuk memutar audio digital termasuk Disc
Audio seperti CD / DVD dan File Audio
Format Audio yg
Paling sering Kita Dengar
·
aac
(Advance Audio Codec)
·
ape
(Monkey's Audio)
·
FLAC
(Free Loseless Audio Codec)
·
mp3
(MPEG layer 3)
·
ogg
(Ogg Vorbis Audio)
·
wav
(Windows WAVE)
·
wma
(WIndows Media Audio)
Beberapa Player
biasanya telah disertakan codec untuk memutar audio tersebut , namun beberapa
tidak , cara termudah untuk mendapatkan codec itu adalah dengan mendownload
paket codec yang banyak tersedia di Internet
Poin Penting
Bagi Audio Player
·
Effisiensi
Memori (Resource)
·
Library
Effective
·
Plugin
/ DSP / Equaliser support
·
Streaming
Clarity
·
Others
Visualization Support
Berikut ini Diperkkenalkan
Beberapa Audio Player yang sudah banyak dikenal oleh beberapa pengguna computer
·
Winamp
·
Jet
Audio
·
AIMP
·
foobar2000
·
SongBird
·
iTunes
·
Windows
Media Player
·
MediaMonkey
v Loudspeaker
Loudspeaker, speaker atau sistem
speaker merupakan sebuah transduser elektroacoustical yang mengubah sinyal
listrik ke bentuk getaran suara. Speaker adalah mesin pengubah terakhir atau
kebalikan dari mikropon. Speaker membawa sinyal elektrik dan mengubahnya
kembali menjadi vibrasi-vibrasi fisik untuk menghasilkan gelombang-gelombang
suara.
Dasar
Loudspeaker
Dalam loudspeaker terdapat sekat
rongga (juga dikenal sebagai konus) tipis, membran agak kaku diletakkan
ditengah-tengah magnet. Magnet menginduksi membran hingga bergetar, dan menghasikan
suara. Membran ini juga terdapat pada headphone. Loudspeaker ini mengubah
sinyal listrik menjadi getaran suara sehingga dapat didengar manusia. Secara
singkat bagian yang terpenting dari loudspeaker adalah : Konus, Suspensi,
Kumparan suara dan Magnet. Perubahan medan magnet di dalam speaker akan
berinteraksi dengan medan konstan magnet yang menyebabkan kumparan bergerak
sebagai reaksi akibat ada tidaknya arus. Konus ikut bergerak akibat kumparan
suara bergerak sehingga pada udara sekitar konus akan terbentuk gelombang
tekanan. Gelombang inilah yang terdengar sebagai bunyi.
3. Sound Reinforcement
Sound
Reinforcement adalah sistem yang lebih besar lagi untuk menjamak audience dalam
jumlah banyak dan luas dalam suatu tempat,misal: live musik outdoor,konser
indor atau outdoor,dll.
Sistem ini lebih kompleks baik dari X-over
speaker,equalisasi,delay speaker,limiter,dan aplikasi pendukung lainnya. Dilihat
dari segi quantity peralatan pun lebih banyak mulai dari ratusan microfon,
mixer audio, Processor,audio controller,remote amplifier,line array speaker,gate,limiter,effect,dll.
Nah itu semua dijadikan satu sistem yang kompleks hingga
dapat menghasilkan suara yang bagus,detail,dan dapat menjangkau banyak
audience.
kelebihan :
a.Dapat menjangkau atau mengcover ruangan maupun lapangan
yang luas.
b.Dapat mendistribusikan suara ke lebih banyak audience.
c.Suara yang dihasilkan lebih detail,lebih kuat,dan
berkualitas.
kekurangan :
a.Sistem yang digunakan lebih kompleks dan rumit.
b.Memakan biaya yang sangat mahal
c.Terlalu banyak peralatan yang dipakai.
4.
- Untuk
mendapatkan sinyal outputnya agar tidak cacat, tidak hanya
dengan membesarkan dan mengecikan gain, volume perchanel, volume master dan
volume dari power amplifier, tetapi juga mengatur / memutar amplitudo pada AFG, agar sinyal output yang terbaca dan
tidak cacat
-
Audio mixer akan menjadi bagian penting
sebagai titik pengumpul dari input yang terpasang, mengatur besarnya level
suara sehingga keseimbangan level bunyi baik dari vokal maupun musik akan dapat
dicapai sebelum diperkuat oleh amplifier.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar